Cerpen: Kesulitan Yang Membawa Perubahan

intelegen education suka dan bangga terhadap tanah air indonesia. di sini tempat kita berbagi ilmu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------- 
Kesulitan Yang Membawa Perubahan

“Tolong! Tolong!” teriak Kucing.
Siang itu begitu panas. Hutan begitu sunyi. Hanya teriakan kucing yang membelah keheningan itu. Teriakan demi teriakan terus terdengar, namun tidak ada yang menggerakkan badannya. Semua sudah terlalu benci pada kucing. Kucing malang itu memang salah. Dari awal ia sibuk menyombongkan diri. Padahal, ia adalah pendatang di hutan itu. Dari cara berjalannya, berbicara, hingga tindakannya, selalu merendahkan hewan lain. Masyarakat hutan yang berprinsip saling menghargai dan menghormati tentu merasah risih dengan sikap kucing.

“Hey, kalian semua! Dengar ya! Aku adalah tamu istimewa kalian! Sudah sepatutnya tempat tidurku selalu bersih dan nyaman” kata Kucing.
Pada awalnya, semua penghuni hutan diam. “Mungkin ia masih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Maklum ia berasal dari kota” pikir para penghuni hutan. Namun makin hari tindakan kucing makin tidak tertoleransi. Hingga akhirnya, semua penghuni hutan mengucilkannya. Tidak ada yang menganggapnya ada. Lalu lewatlah Ayam di jalan yang sama dengan kucing. Dilihatnya kucing itu bermandikan darah. Namun, ia terus saja berjalan tanpa memperdulikan Kucing. Tak lama kemudian, lewatlah Kerbau. Sama seperti Ayam, ia hanya memperhatikan Kucing, lalu pergi meninggalkannya sendiri. Matahari makin condong ke barat. Warna hitam mulai mendominasi alam semesta.
Lalu lewatlah Merak dan Anjing. Mereka sibuk berbicara satu sama lain, sehingga tidak memperhatikan jalan. Melihat mereka, Kucing dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada berusaha memanggil mereka.“Tolong aku. Tolonglah aku” kata Kucing.
Merak dan Anjing yang tidak memperhatikan adanya Kucing tiba-tiba terkejut melihat Kucing telah bersimbah darah.“Ada apa Kucing. Apa yang terjadi padamu?” tanya Anjing
“Tadi aku sedang mencari makanan. Lalu dari belakang semak-semak, harimau melompat dan menggigitku. Namun syukurlah aku dapat meloloskan diri. Tapi sekarang darahku terus mengalir. Aku mulai lemah. Tolonglah aku Anjing” cerita Kucing.
“Tidak perlu! Tidak perlu Anjing! Untuk apa kita membantunya? Lihatlah apa yang telah ia perbuat selama ini! Apakah ada sedikit saja rasa menghormati penghuni lain dari dirinya? Sudah, ayo kita tinggalkan saja dia! Biar tahu rasa!” ucap Merak dengan nada kesal.
Mendengar itu, Kucing menjadi amat sedih. Air mata mengalir dari matanya. Melihat itu, Anjing menjadi tidak tega. Lalu berkatalah Anjing,
“Kucing, apakah kau mau berjanji untuk merubah sifatmu itu?”
“Ya, ya! Saya akan merubah sifat saya” jawab Kucing.
“Merak, kita sebagai sesama mahluk hidup harus saling membantu. Tidak baik membiarkan sesama kita kesusahan” kata Anjing menasehati Merak. “Lagipula, ia telah menyesali sikapnya, bukan”
Setelah itu, Anjing dan Merak membantu Kucing pulang ke rumahnya. Dirawatnya hingga sembuh. Akhirnya Kucing pulih. Ia menepati janjinya. Ia merubah sifatnya yang buruk. Dan pada akhirnya, seluruh penghuni hutan menyukainya dan mau bergaul dengannya.

No comments:

Post a Comment