Sejarah Perang Khandaq

Battle of Khandaq
Battle of Khandaq

Sejarah Perang Khandaq di Madinah.
Berakhirnya peristiwa Sejarah Perang Badar dan Sejarah Perang Uhud tidak menyurutkan rasa permusuhan yang timbul di dalam para tokoh Suku Quraisy. Maka perang ketiga pun berlanjut. Perang ini terjadi di perbatasan sebelah utara di sekitar kota Madinah, pada bulan Syawal tahun 627 Masehi.Tidak seperti perang sebelumnya yang diberi nama sesuai dengan lokasi perang, Perang ini dinamakan Perang Khandaq karena parit yang digali oleh Kaum Muslimin untuk pertahanan. Khandak berasal dari Bahasa Arab “Kandaq” yang artinya “itu yang telah digali”. Sejarah Perang Khandaq juga biasa disebut Perang Ahzab (golongan yang bersekutu) atau Perang Konfederasi. Penyebab utama terjadinya Sejarah Perang Khandaq adalah Suku Quraisy yang terkena hasutan dari orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi Bani Nadhirdan beberapa kabilah Arab Bani Wail pergi ke Mekah untuk bertemu denganSuku Quraisy dan mendorong mereka untuk melancarkan serangan melawan Nabi Muhammad di Madinah. Para Yahudi melakukan sumpah setia dan meyakinkan Suku Quraisy bahwa dalam keadaan apapun mereka akan berperang bersama-sama lalu pada akhirnya akan mengalahkan Nabi Muhammad.
Setelah kesepakatan diraih, para Yahudi mendatangi kabilah Gathafan, Bani Fuzarah, dan Bani Murrahh dengan maksud untuk mengajak mereka turut serta dalam perang kali ini. Ketiga orang tersebut menyimpan dendam kepada Islam dan Kaum Muslimin langsung sepakat untuk bersekutu. Karena persekutuan ini lah perang ini biasa disebut Perang Ahzab. Persekutuan yang terjadi di antara mereka tentu saja membuat pasukan perang dari pihak Suku Quraisy kali ini lebih banyak. Total jumlah pasukan mereka dalam perang ini adalah 10.000 orang. Tentara Quraisy sebanyak 4.000 orang dan Kabilah Gathafan 6.000 orang. Tidak hanya itu, jumlah kuda yang ikut pun bertambah banyak. Jumlahnya sekitar 600 ekor. Pemimpin pasukan ini masih sama dengan kedua perang sebelumnya, yaitu Abu Sofyan. Abu Sofyan memang terkenal tidak ada matinya dalam menghadapi Kaum Muslimin. Pasukan Suku Quraisy yang semakin banyak membuat Kaum Muslimin was-was dan siaga. Pasukan Kaum Muslimin kali ini hanya berjumlah 4.000 orang. Nabi Muhammad, selaku pemimpin dari Kaum Muslimin, mengajak untuk bermusyawarah dan menentukan strategi terbaik yang akan dilancarkan untuk mengalahkan Suku Quraisy.
Ketika sedang berunding, salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang berkebangsaan Persia, Salman al-Farisiy, memberi usulan yang cerdas. Ia memberi pendapat bagaimana jika disekeliling kota Madinah digali parit (khandaq) yang besar. Parit ini dapat digunakan untuk tempat pertahanan dari serangan Suku Quraisy. Nabi Muhammad menyetujui pendapat Salman karena setiap negara Arab perang belum pernah memakai strategi seperti itu. Rencana tersebut akhirnya disetujui oleh semua kaum Musliminin dan siap untuk dilaksanakan dalam Sejarah Perang Khandaq di Madinah. Panjang parit yang akan dibangun totalnya kurang lebih 5.500 meter dan kedalamannya mencapai sekitar 3 meter. Nabi Muhammad ikutturun tangan dalam pembuatan parittersebut. Ia juga memerintahkan setiap 10 orang dari Kaum Muslimin harus bisa menggali parit sepanjang 40 meter. Kala itu, Madinah sedang dilanda musim dingin. Cuaca dingin dan keterbatasan bahan makanan, tidak membuat Kaum Muslimin lelah dan putus asa. Mereka menggunakan akal mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan dingin.
Penggalian paritpun berhasil diselesaikan selama 6 hari. Beberapa hari setelah penggalian selesai, Pasukan Suku Quraisy yang berjumlah 10.000 orang akhirnya datang mendekati kota Madinah. Kaum Muslimin terus berjaga dan mempertahankan Madinah. Nabi Muhammad membawa Kaum Muslimin ke Gunung Sila’. Setelah sampai di kaki Gunung Sila’, mereka mendirikan perkemahan dan benteng pertahanan. Melalui gunung ini, Nabi Muhammad dan Kaum Muslimin dapat mengintai gerak-gerik Suku Quraisy. Pasukan Suku Quraisy dan para sekutu mengepung kota Madinah selama beberapa hari tanpa mengetahui strategi parit yang dibuat oleh pasukan Kaum Muslimin. 
Mereka kebingungan mencari cara agar bisa melewati parit tersebut. Kaum Muslimin mengambil kesempatan ini dengan terus menghujani Pasukan Quraisy dengan anak panah. Pasukan Quraisy membalas Kaum Muslimin tetapi hanya sekedar dengan panahan dari jarak jauh. Pasukan Quraisy biasa berperang secara terbuka dan menghadapi musuh dari jarak dekat. Tetapi ada dua orang dari Pasukan Quraisy yang berani menyebrangi parit. Mereka adalah Amr bin Abdu Wudd Ikrimah bin Abdu Jahl. Ali bin Abi Thalib, menantu Nabi Muhammad, langsung menghadang Amr bin Abdu Wudd ketika ia menyebrangi parit. Amr dan Ali kemudian berduel. Ali berhasil mengalahkan dan membunuh Amr.Kondisi Suku Quraisy yang sedang ketar-ketir dan terpojok diperparah dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh seorang lelaki dari Kabilah Gathafan, bernama Nu’aimbin Mas’ud. Ia telah masuk Islam beberapa hari sebelum Battle of Khandaq dan ingin membuktikan kesetiannya pada agamanya dengan mencoba membantu Kaum Muslimin. Ia mengadu domba Suku Quraisy sedemikian rupa agar terjadi perpecahan diantara mereka. Dan benar saja, tak lama kemudian Suku Quraisy saling berselisih dan terpecah belah. Perpecahan ini membuat mereka menjadi susah untuk bermusyawarah dan mengambil keputusan. Nabi Muhammad selalu bermunajat kepada Allah selama berada di Gunung Sila’. Munajat Nabi Muhammad didengar oleh Allah. Allah kemudian memberikan bantuan kepada Kaum Muslimin berupa angin kencang yang menerpa benteng pertahanan Suku Quraisy dan memporak-poranda senjata, bahan makanan, dan peralatan mereka.
Setelah Perang Khandaq di Madinah berahir Abu Sofyan memberi perintah kepada seluruh Suku Quraisy dan sekutunya untuk meninggalkan tempat yang telah hancur dan balik ke Mekkah. Kaum Muslimin mengetahui hal ini dan jelas bahwa mereka ada di pihak yang menang. Kaum Muslimin sangat bersyukur karena telah diselamatkan dari bahaya.
Parit besar yang digali oleh para Kaum Muslimin di bagian selatan Madinah saat ini sudah tidak ada. Dan area di sekitar parit saat ini sudah dibangun masjid-masjid untuk mengenang jasa para Kaum Muslimin dalam mempertahankan Islam.

Terima kasih telah membaca dan membaca Perang Khadaq atau Bettle of Khandaq / Sejarah Perang Khandaq di blog saya.

No comments:

Post a Comment